JAKARTA- Godaan makanan yang nikmat di lidah semakin mudah ditemui. Ditambah dengan minuman dan camilan dengan kandungan gula yang tinggi. Seringkali kebiasaan itu menambah berat badan atau timbunan lemak hingga memicu penyakit degenaratif atau menua.
Menurut Spesialis Gizi Hanglekiu Medical Center, dr. Inayah Budiasti MS. SPGK, timbunan lemak di tubuh merupakan awal berkembangnya gangguan metabolisme pada tubuh. Penyakit yang timbul biasnya dikenal sebagai penyakit degeneratif yang umumnya menyerang mereka yang berada dalam proses degeneratif atau menua.
Penyakit yang termasuk gangguan metabolis antara lain obesitas, kolesterol tinggi, peningkatan asam urat, perlemakan hati, batu empedu, penyakit jantung, darah tinggi, diabetes, arthritis, stroke, dan kanker. Kini semakin banyak diderita oleh usia produktif.
Salah satu pola makan atau diet yang dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit metabolik dan dapat memberikan kualitas kesehatan yang baik adalah pola makan Mediterania.
Sebuah penelitian dari American Journal of Clinical Nutrition meneliti 212 responden pria dan wanita yang mempunyai resiko terhadap penyakit jantung. Responden dibagi dalam 2 kelompok pola makan yaitu diet mediterania dan diet rendah lemak selama tiga bulan.
Hasil penelitian meyebutkan, kelompok diet mediterania dapat mengurangi resiko penyakit jantung sampai 15%. Sedangkan pelaku diet rendah lemak 9%. Di samping itu kadar kolesterol diet mediterania turun 7,5%, lebih rendah 4,5% dari pelaku diet rendah lemak.
Inayah memaparkan, diet Mediterania menekankan pola makan dengan komposisi tinggi karbohidrat kompleks, tinggi serat, tinggi protein nabati, rendah lemak jenuh dan kaya akan lemak tidak jenuh.
“Komposisi makanan pada diet mediterania adalah karbohidrat berasal dari karbohidrat kompleks seperti sereal, nasi, gandum, kentang” jelasnya.
Kemudian, protein diperoleh dari  pada protein nabati seperti kacang2an, polong2an, biji2an, buncis. Untuk protein hewani lebih mengutamakan ikan. Sedangkan, minyak berasal dari minyak zaitun dan canola.
Diet Mediterania ini juga dikenal sebagai DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Sebuah studi mengungkap, diet itu dapat mengendalikan melonjaknya tekanan darah sampai 95%. Selain itu, lanjut Inayah, diet mediterania ini merupakan menu yang ideal untuk melakukan manajemen berat badan.
“Serat yang diperoleh dari diet mediterania selain sumber berguna sebagai anti peradangan, antialergi, antivirus, antikanker dan dapat meningkatkan sel darah merah,” terangnya.
Minyak yang disarankan adalah minyak zaitun dan canola. Keduanya, jenis minyak yang kaya kandungan minyak tak jenuh tunggal atau MUFA (MonoUnsaturated Fatty Acid). Dari berbagai studi ditemukan, dengan pemakaian cukup dapat mencegah kerusakan jantung, mencegah darah tinggi, stroke dan meningkatkan imunitas tubuh. (rin)