Serba Instan
MEMPERKENALKAN makanan bagi anak tidaklah mudah. Nutrisi yang tepat hingga perilaku anak yang menolak cukup membuat bingung orangtua.
Kondisi tersebut menuntut para ibu yang bekerja kesulitan. Mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk memilihkan makanan tepat bagi buah hatinya. Akhirnya, makanan instan yang dijual di pasaran menjadi pilihannya. Apalagi, makanan tersebut memiliki beragam jenis yang menjanjikan nilai gizi yang tidak kalah fantastis dibandingkan makanan buatan rumah.
Salah seorang ibu muda, Apridawati (31), mengeluh mengenai ketiadaan waktu untuk membuatkan anaknya makanan rumah sebagai MP-ASI bagi putrinya Andita, 8 bulan. Dia mengaku lebih sering memberikan makanan instan bagi Andita. “Biasanya, Andita dibuatkan makanan rumah kalau hari libur saja karena waktunya bisa agak luang,” ujarnya.
Bagi bayi, hingga berusia enam bulan, air susu ibu (ASI) merupakan asupan gizi terbaik. Sesuai rekomendasi terbaru UNICEF dan World Health Assembly (WHA), pemberian ASI eksklusif tanpa tambahan cairan atau makanan lainnya seharusnya diberikan kepada bayi selama enam bulan penuh. Kemudian, bayi dapat diperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Pemberian MP-ASI dapat mulai diberikan dalam bentuk cair dan bertahap menjadi lebih kental. Saat pengenalan MP-ASI inilah, orangtua sering kali mendapati masalah. Tentu saja orangtua menjadi khawatir terhadap asupan gizi anaknya. Dokter Purnamawati SpAK MMPaed dari Klinik Cikal Sehat mengakui, periode usia 6-24 bulan merupakan periode kritis untuk anak.
Sebab, pertumbuhannya yang cepat dan meningkatnya kebutuhan akan makanan pendamping. Selama periode makanan pendamping ini, anak butuh makan yang mudah dicerna serta mengandung cukup lemak dan minyak. “Dengan catatan, berikan makanan buatan rumah mempergunakan bahan makanan segar alami yang ada di Indonesia,” ujar Purnamawati, yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Orangtua Peduli.
Dia mencontohkan, apakah nilai gizi sebuah jeruk bisa disamakan dengan satu pil vitamin C. Tentu saja tidak. Di dalam sebuah jeruk, terkandung banyak vitamin lainnya, seperti vitamin A, vitamin D, vitamin E. “Belum lagi perbedaan rasa antara makanan buatan rumah dan makanan instan. Yang perlu saya ingatkan kepada orangtua ialah proses makan bagi anak ialah sebagai proses sosial atau proses pembelajaran,” jelasnya.
Tentunya, lanjut Purnamawati, rasa bubur susu kacang merah yang berasal dari makanan instan akan berbeda dengan sup kacang merah buatan ibu. Hal ini dapat menjadi proses pembelajaran anak untuk mengenal rasa dan tekstur makanan.
“Belum dari sisi proses pembuatannya, seberapa macam kelengkapan gizinya dibanding makanan buatan sendiri. Memang saat kita masak sup kacang merah, ada zat gizi yang hilang. Namun, kalau sudah melalui proses tentu saja lebih banyak yang hilang,” tegasnya.
Purnamawati menuturkan, bahan makanan lokal dengan harga terjangkau dapat diolah menjadi makanan sehat dan bergizi. Orangtua yang mengolah sendiri makanan untuk anak sehingga dapat mengatur komposisi, tekstur, dan rasa makanan sesuai kebutuhan anak.
“Menu makanan pun dapat dibuat bervariasi. Kebersihan dan kesegaran makanan olahan sendiri pun lebih terjamin. Makanan yang dibuat dengan penuh kasih sayang ibu tentu jauh lebih baik daripada makanan bayi dalam kemasan,” ungkapnya.
Sementara itu, ahli gizi dari RS Jakarta dr Inayah Budiasti MS SpGK mengatakan, untuk evaluasi kecukupan gizi anak oleh orangtua,lanjut dia,dapat dilakukan dengan mengamati apakah nafsu makannya baik, perawakannya normal, tonus otot baik, pertumbuhan rambut baik, serta aktivitas aktif. Selain itu, perlu dilihat apakah kurva pertumbuhannya juga memuaskan.
Kemudian, setelah anak berusia satu tahun, menu makanan harus bervariasi untuk mencegah kebosanan. Anak sudah bisa mulai diperkenalkan makanan dengan asupan gizi yang lengkap, yaitu makanan mengandung karbohidrat dari serelia, seperti bubur beras, roti yang dilengkapi daging, sup, sayuran.
“Pada usia ini, makanan padat tidak perlu diblender lagi sehingga teksturnya agak kasar. Hal ini berguna agar anak belajar mengunyah dengan gigi atau memfungsikan gigi,” ujarnya. (ririn sjafriani/sindo/mbs)
Categories
- Article (23)
- Beauty (1)
- Blog (80)
- Inspiration (2)
- Services (1)
- Special Promo (9)
- Tips & tricks (2)
- Uncategorized (10)